HAMA KELAPA KWANGWUNG TERKENDALI, ALAM TETAP LESTARI
Oleh :
Tri Agustin Lestari Rismanto, S.P (Pengendali OPT Ahli Pertama)
UPTD Balai Proteksi Tanaman Pertanian, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY
A. LATAR BELAKANG
Tanaman kelapa sering disebut dengan tanaman seribu manfaat karena semua bagian dari tanaman kelapa dapat dimanfaatkan. Tanaman kelapa juga merupakan salah satu komoditi perkebunan yang sangat penting dalam perekonomian nasional, selain dapat dikonsumsi langsung sebagai minuman segar juga sebagai penghasil minyak nabati untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan juga sebagai komoditas ekspor yang sangat diminati pasar luar negeri.
Daerah Istimewa Yogyakarta memiliki potensi sebagai daerah pengembangan tanaman kelapa karena bentang alamnya yang terdiri dari daerah perbukitan di sebelah Utara, dataran pada bagian Tengah dan kawasan pantai di sebelah Selatan. Kabupaten Bantul dan Kulon Progo merupakan beberapa daerah produsen kelapa yang sangat potensial di DIY. Berdasarkan data dari Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY tahun 2020 diketahui luas areal pertanaman kelapa di DIY mencapai 39.659 ha dengan jumlah produksi sebesar 48.375 ton. Akan tetapi di tahun 2021 (angka sementara) luas areal pertanaman kelapa di DIY menurun menjadi 39.475 ha. Penurunan luas areal ini akan berdampak pada produktivitas tanaman kelapa di masa yang akan datang.
Produktivitas tanaman kelapa tidak hanya disebabkan oleh berkurangnya lahan areal penanaman kelapa, tetapi dapat juga diakibatkan karena adanya serangan hama terutama kwangwung. Kwangwung atau kumbang badak (Oryctes rhinoceros) merupakan hama penting pada tanaman kelapa di DIY. Untuk Itu perlu dicari solusi pengendalian hama kwangwung yang ramah lingkungan sehingga hama bisa terkendali tetapi alam tetap lestari.
B. TUJUAN
Tujuan dilaksanakan kegiatan pengendalian uret kwangwung secara ramah lingkungan sebagai berikut :
- Menekan perkembangan populasi dan serangan hama kwangwung pada tanaman kelapa
- Meningkatkan kesadaran petani untuk dapat melakukan tindakan pengendalian hama kwangwung pada tanaman kelapa secara bersama-sama dan ramah lingkungan
C. SASARAN
Sasaran kegiatan pengendalian hama kwangwung secara ramah lingkungan yaitu agar perkembangan populasi dan serangan hama kwangwung dapat terkendali dan lingkungan tetap lestari.
D. ULASAN
Kwangwung atau kumbang badak merupakan salah satu hama kelapa utama di Indonesia termasuk di DIY. Hama ini merusak atau menggerek pelepah daun muda melalui tangkai pelepah sampai ke pucuk, mengarah vertikal ke titik tumbuh. Gejala serangan yang tampak yaitu terdapat bekas guntingan dengan pola seperti huruf “V” pada daun kelapa.
Hama kwangwung/ kumbang badak (Oryctes rhinoceros) dan gejala serangannya pada kelapa (sumber https://agrokomplekskita.com/hama-uret-oryctes-rhinoceros-l/)
Terdapat beberapa faktor pendukung yang menyebabkan hama kwangwung atau kumbang badak banyak menyerang di lapangan seperti melimpahnya bahan organik di area sekitar pertanaman kelapa dan banyaknya tunggak-tunggak pohon kelapa yang sudah mati tetapi tidak ditebang dan dibersihkan.
Berdasarkan Undang-Undang yang berlaku di Indonesia, pengendalian hama penyakit tanaman dilakukan dengan menerapkan Sistem Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Sistem PHT adalah pengendalian dengan menggunakan berbagai macam teknik pengendalian yang saling mendukung untuk mencegah kerugian secara ekonomis dan mencegah kerusakan lingkungan dan ekosistem. Sehingga diharapkan teknik-teknik pengendalian hama kwangwung yang digunakan bersifat ramah lingkungan. Beberapa cara untuk pengendalian hama kwangwung secara ramah lingkungan antara lain :
- Fisik : pembersihan seluruh tempat berkembangbiak disekitar tanaman kelapa seperti : tumpukan serbuk gergaji, tumpukan kotoran ternak, batang kelapa yang sudah mati, tumpukan jerami atau bagian tanaman yang membusuk, kayu lapuk dll.
- Mekanis : mengumpulkan dan memusnahkan larva yang terdapat pada sisa-sisa batang tanaman yang membusuk, tumpukan kotoran ternak, tumpukan jerami atau penangkapan kumbang dewasa dengan perangkap feromon.
- Biologis : gerakan pengendalian uret kwangwung di sarang-sarangnya menggunakan agens hayati jamur Metarhizium anisopliae.
Kegiatan pengendalian uret kwangwung mengunakan agensia hayati Metarhizium anisopliae telah diinisiasi oleh Kapala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY yang dilaksanakan pada tanggal 23 Maret 2022 di Kelompok Ternak Sido Makmur, Babakan, Poncosari, Srandakan, Bantul.
(Foto : dokumen pribadi)
Kepala DPKP DIY, Bapak Ir. Sugeng Purwanto, M.M.A berharap para petani dan peternak dapat melaksanakan kegiatan pengendalian uret kwangwung secara ramah lingkungan dan berkesinambungan sehingga dapat menyelamatkan tanaman kelapa dari serangan hama tersebut.
Cara pengendalian uret kwangwung dengan menggunakan agensia pengendali hayati berupa jamur Metarhizium anisopliae dengan cara langsung menaburkannya pada tumpukan bahan organik atau bisa juga dengan melarutkannya ke dalam air hingga spora jamur lepas dari media jagung kemudian tumpukan bahan organik dibuka dan larutan M. anisopliae tadi digemborkan disekitar tumpukan bahan organik lalu ditutup kembali tumpukannya. Hal ini dilakukan agar kondisi bahan organik tetap lembab sehingga jamur M. anisopliae bisa berkembang dengan maksimal dan mampu menginfeksi uret kwangwung. Pengendalian dengan menggunakan jamur M. anisopliae ini diharapkan berkesinambungan minimal setiap 3 bulan sekali.
Gerakan pengendalian uret kwangwung dengan agens hayati Metarhizium anisopliae |
Serangga yang terinfeksi M. anisopliae mula-mula akan berwarna pucat kekuningan, gerakan menjadi lamban dan aktifitas makan menurun. Serangan dimulai dari bagian tubuh serangga yang lunak. Konidia masuk ke dalam tubuh, menyebar keseluruh rongga tubuh (haemosil) dan menembus integument serta menyerang jaringan tubuh serangga. Selanjutnya semua jaringan dan cairan tubuh serangga habis digunakan oleh jamur M. anisopliae sehingga serangga atau larva mati dengan tubuh yang mengeras dan kaku dan diselimuti jamur yang berwarna hijau zaitun.
(Foto: dokumen pribadi)
Jamur M. anisopliae dapat diperbanyak dengan menggunakan media jagung giling yang dicuci, dikukus dan disteril terlebih dahulu kemudian diinokulasi dengan bibit jamur M. anisopliae. Laboratorium Hayati yang berada di bawah naungan UPTD Balai Proteksi Tanaman Pertanian, Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY menyediakan jamur M. anisopliae untuk pegendalian uret kwangwung secara gratis bagi masyarakat. Laboratorium Hayati berlokasi di Dusun Pojok, Harjobinangun, Pakem, Sleman, DIY, jika masyarakat ada yang membutuhkan jamur tersebut dapat menghubungi dan berkoordinasi dengan petugas POPT (Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan) setempat. Mari bersama-sama kita kendalikan hama kwangwung secara ramah lingkungan sehingga hama terkendali, alam tetap lestari.
E. KESIMPULAN
- Kwangwung merupakan hama penting pada tanaman kelapa di Indonesia termasuk di DIY.
- Pengendalian hama kwangwung secara ramah lingkungan dapat dilakukan secara fisik, mekanik, dan biologi.
- Pengendalian hama kwangwung dengan menggunakan agent hayati Metarhizium anisopliae perlu dilaksanakan oleh petani dan peternak secara bersama-sama dan berkesinambungan agar hama terkendali dan alam tetap lestari.