Peredaran Benih adalah serangkaian kegiatan dalam rangka penyaluran dan/atau pemasaran benih dengan ruang lingkup benih tanaman pangan, terdiri dari benih bina dan benih varietas lokal yang diedarkan serta pengedar benih yang terdiri dari pengedar benih bina dan pengedar benih varietas lokal.
Kegiatan pengawasan peredaran benih yang dilakukan oleh Pengawas Benih Tanaman (PBT) dimaksudkan untuk memastikan bahwa benih-benih yang diedarkan adalah benih-benih yang bermutu dan berkualitas dengan ditandai adanya label yang menyertai benih tersebut. Disamping itu juga dimaksudkan untuk mengetahui penyaluran dan pengadaan benih yang terjadi pada pengedar benih dalam kurun waktu tertentu.
Dalam melaksanakan tugasnya PBT mempunyai kewenangan untuk :
- Melakukan penilaian terhadap kelayakan permohonan calon pengedar benih untuk memperoleh rekomendasi sebagai pengedar benih.
- Melakukan pemeriksaan terhadap sarana dan tempat penyimpanan benih yang akan digunakan untuk mengedarkan benih.
- Memeriksa dokumen atau catatan yang terkait dengan pengadaan atau peredaran benih.
- Mengambil contoh benih guna pemeriksaan mutu.
- Melakukan pemeriksaan benih di gudang, dalam rangka pelabelan ulang atau pengecekan mutu.
- Menghentikan sementara peredaran benih apabila menemukan kecurigaan terhadap dokumen dan/atau benih tanaman yang diedarkan.
- Memberikan kesempatan kepada pengedar benih untuk membuktikan kebenaran dokumen atas benih yang diedarkan, selama 7 (tujuh) hari kerja sejak benih dihentikan dari peredaran.
- Menghentikan sementara peredaran benih yang dalam proses pengecekan mutu, paling lama 30 hari kerja.
- Mencabut penghentian sementara peredaran benih apabila tidak ditemukan adanya kejanggalan atau penyimpangan prosedur atau hasil pengecekan mutu masih memenuhi standar mutu.
- Menghentikan peredaran benih apabila dokumen peredaran terbukti tidak benar dan/atau hasil pengecekan mutu tidak memenuhi standar mutu benih.
- Melakukan pengawasan terhadap peredaran benih yang dihasilkan oleh produsen benih, melalui monitoring stok dan penyaluran benih, pengecekan mutu benih, dan pelabelan ulang.
- Melakukan pengawasan terhadap peredaran benih bina yang dihasilkan oleh produsen benih yang telah mendapat Sertifikat Sistem Manajemen Mutu.
- Mengusulkan pencabutan Sertifikat Sistem Manajemen Mutu melalui Kepala UPTD, apabila ditemukan adanya penyimpangan dalam peredaran benih bina yang dilakukan oleh produsen benih yang telah mendapat sertifikat Sistem Manajemen Mutu.
Terkait dengan hal diatas maka pengedar benih mempunyai kewajiban sebagai berikut:
- Mematuhi peraturan perundang-undangan perbenihan yang berlaku;
- Bertanggung jawab terhadap mutu benih bina yang diedarkan;
- Melakukan pencatatan dan penyimpanan dokumen benih bina yang diedarkan selama 1 (satu) tahun bagi tanaman semusim, dan 5 (lima) tahun bagi tanaman tahunan;
- Memberikan data atau keterangan yang diperlukan PBT;
- Melaporkan perubahan data kegiatan usahanya, seperti identitas dan alamat domisili, jenis dan jumlah benih bina yang akan diedarkan, fasilitas dan kapasitas penyimpanan yang dimiliki dan keterangan rekomendasi sebagai pengedar benih bina dari UPTD.
Sebagai langkah kontrol terhadap kelayakan pengedar benih maka:
- UPTD wajib melakukan peninjauan ulang (surveilen) kepada pengedar benih bina paling lama 1 (satu) tahun sejak diterbitkannya rekomendasi sebagai pengedar benih bina atau sejak peninjauan ulang terakhir dilaksanakan. Terhadap hasil peninjauan ulang yang memenuhi syarat, UPTD mengeluarkan surat pernyataan bahwa Rekomendasi sebagai Pengedar Benih Bina masih berlaku. Hasil penilaian ulang kelayakan pengedar benih diterbitkan paling lama 15 (lima belas) hari kerja setelah dilakukan penilaian ulang.
- Terhadap hasil peninjauan ulang yang tidak memenuhi syarat, UPTD harus melakukan teguran secara tertulis.
- Apabila dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kerja, teguran tertulis tidak diindahkan, maka Rekomendasi sebagai Pengedar Benih Bina dicabut oleh Kepala UPTD. Setelah penerbitan surat pencabutan rekomendasi sebagai pengedar benih bina maka UPTD wajib menyampaikan usulan pencabutan izin atau tanda daftar yang dimiliki oleh pengedar benih tersebut kepada Bupati/Walikota
Disamping melakukan peninjauan ulang terhadap kelayakan pengedar benih, UPTD juga dapat mencabut Rekomendasi sebagai pengedar benih apabila :
- Melakukan pelanggaran/penyimpangan terhadap peraturan perbenihan yang berlaku.
- Tidak melaksanakan kewajiban sebagai pengedar benih.
- Sudah tidak layak mengedarkan benih bina.
- Mengundurkan diri dari usaha perdagangan benih bina.
Dengan dicabutnya rekomendasi sebagai pengedar benih ini maka praktis pengedar benih tersebut sudah tidak layak untuk mengedarkan benih, jadi bilamana pada suatu saat pengedar tersebut mengajukan permohonan untuk pelabelan ulang maka PBT wajib menolak permohonan tersebut karena pengedar yang bersangkutan sudah tidak lagi terdaftar di UPTD sebagai pengedar benih yang resmi dan kompeten, sehingga tidak ada kewajiban bagi UPTD untuk melakukan pelabelan ulang terhadap benih yang diajukan oleh pengedar benih tersebut. Itulah konsekuensi yang akan ditanggung oleh pengedar benih yang tidak memiliki surat rekomendasi sebagai pengedar benih bina dari UPTD BPPPMBTP, dengan kata lain pengedar benih tersebut tidak memiliki legalitas atas usaha benihnya, dan bila pengedar benih tersebut masih melakukan peredaran benih maka ia telah melanggar hukum karena usaha yang ilegal tersebut. (Kepmentan No. 992.Tahun 2018).
Penulis : Ekawahyuaryana,SP, PBT Madya UPTD BPPPMBTP DIY