Kegiatan pendampingan pengembangan kelapa genjah kopyor di Kabupaten Gunungkidul tahun anggaran 2020 (10/9) dihadiri oleh Direktur Direktorat Perbenihan Direktorat Jenderal Perkebunan Kementan, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Gunungkidul, UPTD BPTP DIY, TKP dan PLP TKP, serta kelompok tani penerima.
Terdapat 12 kelompok tani penerima bantuan bibit kelapa genjah kopyor dengan setiap kepala keluarga (KK) menerima 4 batang bibit. Dalam sambutannya, Direktur Direktorat Perbenihan Direktorat Jenderal Perkebunan Kementan (Dr. Ir. M. Saleh Mokhtar, M.P) menyampaikan bahwa bibit kelapa genjah kopyor ini didatangkan langsung dari kebun sumber benih di Pati, Jawa Tengah. Penanganan bibit dari proses pengangkutan, pendistribusian, penyobekan polybag sebelum tanam dan proses penanaman harus diperhatikan dengan seksama karena titik kritis keberhasilan budidaya kelapa genjah kopyor ada di kegiatan tersebut.
Beberapa keunggulan populasi kelapa kopyor asal Pati tersebut adalah cepat berbuah (3-4 tahun) sehingga dikategorikan sebagai kelapa kopyor Genjah dan persentase menghasilkan buah kopyor pertandan yang tinggi mencapai 50%. Tanaman ini telah dibudidayakan lebih dari 50 tahun yang lalu, dan telah didaftarkan di Pusat Perlindungan Varietas Tanaman (PPVT) sebagai calon varietas unggul lokal pada tahun 2007, sehingga berpotensi dilepas sebagai populasi unggul lokal. Selain itu kelapa genjah merupakan jenis tanaman yang pendek dan berbuah lebat memudahkan petani dalam proses pemanenan.
Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY dalam hal ini diwakili oleh Kepala Bidang Perkebunan (Ir. Ika Hartanti, M.Si) menyampaikan bahwa dengan jarak tanam 6 meter akan menghasilkan persentase kegagalan atau mati 0%. Buah kelapa genjah kopyor di pasaran dijual dari harga Rp. 25.000,00 hingga Rp. 50.000,00. Risiko tertinggi berada di titik kritis pengangkutan, cuaca dan pembuatan lubang tanam. Tanam perkiraan November-Desember dimana curah hujan memenuhi persyaratan penanaman kelapa genjah.