Burung merupakan unggas yang disayangi dan merupakan kicauan yang mempunyai arti tersendiri bagi sebagian penggemar burung. Tetapi burung pipit yang jumlahnya ratusan ekor dan hidup liar merupakan hama bagi petani khususnya petani padi dan shorgum. Pada saat petani menunggu hasil panennya pada hamparan yang tidak terlalu luas dan masa panen yang tidak bersamaan merupakan masalah yang serius bagi petani. Kehilangan hasil padi di lahan sawah sebagai akibat serangan burung ini bisa mencapai 40-50 %, sehingga sangat merugikan bagi petani.
Beberapa cara yang sudah dilakukan petani sangat bervariasi tergantung wilayahnya. Sebagian besar petani menghalau serangan burung ini dengan menunggui sepanjang hari di sawah, tetapi saat petani meninggalkan lahan/sawah saat itu pula burung datang kembali, sehingga kadang petani merasa jengkel dan frustasi.
Cara yang dilakukan petani Suwanto dari Dusun Sampangan, Desa Potorono, Kecamatan Banguntapan Kabupaten Bantul cukup sederhana, tetapi memberikan dampak yang cukup efektif untuk mengurangi tingkat serangan burung tersebut.
Caranya cukup sederhana :
- Siapkan plastik loreng hitam putih dari bahan tas kresek ataupun plastik lembaran.
- Potong dan bentuk potongan pita dengan lebar lebih kurang 5-7 cm dan panjang lebih kurang 1 m.
- Tempelkan/ikat pada tali benang/tali raffia plastik dan susun dengan jarak 50 cm dan panjang sesuai panjang lahan yang akan dipasang.
- Pancangkan tiang bamboo/kayu tiap ujung lahan dengan jarak 1-2 m.
- Ikat ujung tali yang sudah terpasang pita plastik dari ujung ke ujung sehingga membentuk bentangan pita plastik loreng.
- Atur kembali pita plastik, sehingga di atas hamparan padi terlihat pita bendera yang kelihatan bergerak terus bila terkena angin.
Berkurangnya tingkat serangan burung pipit pada lahan padi dengan menggunakan pita plastik loreng tersebut diduga adanya suara pita plastik yang terhembus angin dan kemungkinan pita plastik loreng menampakkan gerakan yang lebih agresif seperti gerakan ular, sehingga burung pipit secara naluri menghindari barang yang bergerak yang menyerupai gerakan ular.
Cara pengendalian ini perlu dikaji secara ilmiah untuk mendapatkan kepastian efektitasnya, walaupun secara visual di lapangan telah menunjukkan perbedaan dibandingkan cara lain.
Ditulis oleh : Sarija,SP (Penyuluh Madya UPTD BPSDMP DIY)