DPKP DIY. Selasa (24/09) telah dilaksanakan kegiatan serah terima Hibah Rehabilitasi Salak Tahun 2024 di 8 kelompok tani salak pondoh yang kebunnya teregister dan aktif melakukan penjualan salak secara ekspor. Sejumlah kelompok tani yang mendapatkan rehabilitasi tanaman salak Tahun 2024 yaitu:
1) Kelompok Tani Sido Makmur, Wonosari, Bangunkerto, Turi, Sleman
2) Kelompok Tani Ngudi Makmur, Blumbang, Merdikorejo, Tempel, Sleman
3) Kelompok Tani Kembang Mulyo, Kembang, Wonokerto, Turi, Sleman
4) Kelompok Tani Kusuma Mulya, Sukorejo, Girikerto, Turi, Sleman
5) Kelompok Tani Sedyo Makmur, Tlatar, Wonokerto, Turi, Sleman
6) Kelompok Tani Mekar Lestari, Ngelosari, Pakembinangun, Pakem, Sleman
7) Kelompok Tani Sokma, Sokamartani, Merdikorejo, Tempel, Sleman
8) Kelompok Tani Tunas Muda, Manggungsari, Wonokerto, Turi, Sleman.
Dengan semakin tingginya permintaan buah salak dari mancanegara yang mempersyaratkan produk yang bermutu dan aman konsumsi, maka perlu dilakukan akselerasi penerapan GAP/SOP salak sehingga jumlah kebun salak yang teregister semakin meningkat, yang pada gilirannya akan meningkatkan kapasitas pasokan buah salak. Salah satu upaya untuk mendorong akselerasi ini adalah dengan memfasilitasi peremajaan salak pondoh bagi kelompok tani salak yang kebunnya telah teregister di Kabupaten Sleman. Penggalakan kembali peremajaan kebun salak dilaksanakan karena rata-rata umur tanaman salak yang ada di Kabupaten Sleman sudah di atas 20 tahun sehingga produksinya semakin menurun.
Fasilitasi yang didapat oleh kelompok tani pada kegiatan ini yaitu berupa sarana produksi yg meliputi pupuk prganik, pupuk NPK, ember plastik sebagai wadah cangkokan tanaman salak, gergaji mesin, sabit baja, sarung tangan kulit, sepatu boot, dan mesin pencacah pelepah salak (chopper). Kelompok tani yang mendapatkan fasilitasi rehabilitasi tanaman salak juga mendapatkan fasilitasi bimbingan teknis rehabilitasi tanaman salak yang menghadirkan narasumber ahli dari Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada.
Metode yang dipilih pada proses pencangkokan yaitu dengan menggunakan ember plastik. Metode ini dipilih karena efektif dan efisien dari segi waktu dan biaya, serta tidak mengganggu produksi buah salak yang dicangkok. Tahap-tahap pencangkokan salak yaitu pertama ember yang telah dilubangi pada bagian bawah sesuai dengan diameter batang pokok tanaman salak disiapkan beserta kawatnya. Bagian pinggir ember dibelah kemudian ember dipasang pada pangkal batang utama salak dengan ketinggian minimal 10 cm dari pangkal batang utama bagian bawah hingga menyisakan sekitar 20 cm batang pokok bagian atas. Semoga adanya program rehabilitasi salak di Kabupaten Sleman untuk tahun 2024 ini dapat meningkatkan produktivitas tanaman salak sehingga nilai ekspornya meningkat dan petani menjadi semakin sejahtera. (admin)