UPTD BPTP. UPTD Balai Proteksi Tanaman Pertanian (UPTD BPTP) melakukan pendampingan pengendalian OPT Padi menggunakan Agens Pengendali Hayati (APH) di Kelompok Tani Suka Maju Dusun Wonodoyo, Desa Sumbergiri, Kapanewon Ponjong, Kab. Gunungkidul. Kegiatan Gerakan Pengendalian (Gerdal) dihadiri oleh anggota kelompok tani Suka Maju dan didampingi oleh petugas POPT Kapanewon Ponjong, Koordinator POPT Gunungkidul, Kasie Yantek dan Koordinator LPHPT DIY.
Varietas padi yang ditanam oleh petani adalah varietas Ciherang umur 45 HST dengan luas hamparan 20 Ha dimana dilakukan pengendalian preemtif seluas 10 Ha untuk mencegah serangan OPT Blast atau patah leher yang disebabkan oleh jamur Pyricularia. Apliaksi APH yang digunakan yaitu PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria), Paenibacillus polymyxa serta Beauveria bassiana. Rekomendasi yang diberikan yaitu dengan pengamatan lanjutan, penyemprotan ulang, pengeringan lahan serta sanitasi lingkungan. Dengan adanya gerdal APH ini diharapkan petani mampu menerapkan budidaya tanaman secara ramah lingkungan.
Kegiatan setelah gerdal dilanjutkan dengan meninjau lokasi pengembangan komoditas hortikultura di dusun Godaren II, Desa Sumbergiri, Kapanewon Ponjong, Kabupaten Gunungkidul. Bapak Rudy yang merupakan petani pionir pengembang komoditas hortikultura di Kepanewon Ponjong mampu menggali potensi Wilayah Kabupaten Gunungkidul yang terkenal gersang, berbatu dan tandus untuk mengembangkan pertanian berkelanjutan di pekarangan rumah yang ramah lingkungan. Bapak Rudy mampu melihat peluang yang ada disekitarnya, sehingga beliau bisa memenuhi kebutuhan sayur dan buah untuk wilayah Kepanewon Ponjong. Komoditas hortikultura yang diekmbangkan di pekarangan seluas ± 1 Ha antara lain sayur-sayuran seperti, terong ungu, terong belanda, tomat, cabe, bayam, kangkung, buncis dan bawang merah, untuk tanaman buah yang ditanam adalah Pepaya California yang dibudidayakan dengan teknik mencangkok. Tidak hanya membudidayakan sayu dan buah, Pak Rudy juga memelihara ikan disekeliling kebun.
Budidaya pepaya yang dilakukan oleh Pak Rudy yaitu dengan teknik cangkok, beliau memilih teknik tersebut karena buah hasil tanaman memiliki sifat yang sama dengan induknya, selain itu tanaman mampu berbuah lebih cepat dimana bibit hasil cangkokan bisa berbuah setelah 2-3 bulan, sedangkan bibit papaya dari biji bisa menghasilkan buah setelah 8-9 bulan tanam.
Berikut langkah mecangkok tanaman papaya:
- Siapkan alat dan bahan berupa indukan papaya yang sudah tidak produktif, tanah/lumut sebagai media tanam, bawang merah sebagai ZPT, pisau, gunting, plastik warna hitam, botol bekas air mineral.
- Caranya yaitu dengan memotong indukan papaya yang sudah tidak produktif sepanjang 50 cm dari pucuknya, kemudian dipotong separuh batang miring 45o ke atas, diantara batang diberikan sekat dari bekas botol mineral dan dirapikan, selanjutnya ditutup dengan tanah/lumut sebagai media dan ditutup plastik. Plastik yang digunakan berwarna hitam agar tidak mempengaruhi pertumbuhan akar ketikan terkena sinar matahari, plastik dilubangi untuk penyiraman. Bibit cangkokan siap pindah tanam setelah 45 hari. (Admin UPTD BPTP)