Guna meningkatkan kualitas konsumsi pangan masyarakat, perlu dilakukan berbagai upaya mengubah pola konsumsi pangan masyarakat baik melalui edukasi serta sosialisasi konsumsi pangan Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA) dan upaya tersebut bersifat integratif dan masif, dalam mendukung terwujudnya sumberdaya manusia berkualitas, sehat, aktif dan produktif.
Salah satu implementasi yang dilakukan oleh Badan Pangan Nasional yaitu melalui kegiatan Pengembangan Desa B2SA dengan didekonsentrasikan melalui dana APBN ke Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta khususnya Bidang Ketahanan Pangan di Tahun 2023,. Kegiatan ini memiliki 3 komponen, yaitu Teras Pangan B2SA, Gerai Pangan B2SA dan Rumah Pangan B2SA, yang masing- masing komponen ini menguatkan sistem pangan dari hulu hingga hilir, mulai dari ketersediaan, aksesibilitas dan pemanfaatan/konsumsi pangan yang merupakan miniatur ketahanan pangan di desa.
Dalam kunjungannya ke Desa B2SA di Jatimulyo, Dlingo, Bantul, Kepala Badan Pangan Nasional (Arief Prasetyo Adi) berharap kegiatan ini terus dikembangkan dan direplikasi di berbagai daerah untuk mendukung percepatan penurunan stunting dan meningkatkan pola konsumsi pangan menjadi Beragam, Bergizi Seimbang, dan Aman (B2SA) (30/1).
Pelaksana Tugas Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY (R. Hery Sulistio Hermawan, S.Pi, M.T.) memberikan apresiasi dan ucapan terimakasih kepada NFA bahwa Kegiatan Pengembangan Desa B2SA di wilayah DIY sangat bermanfaat sekali karena secara nyata memberikan dampak positif dalam mengurangi angka prevalensi stunting yang saat ini masih berada di posisi 16% dan diharapkan turun menjadi 14% di akhir tahun 2024.
Bersamaan dengan kegiatan kunjungan kepala Bapanas dalam rangka Sosialisasi Konsumsi Pangan B2SA (Beragam, Bergizi, Seimbang dan Aman) dilakukan juga kegiatan pengawasan keamanan pangan berupa pengambilan sampel dan pengujian pangan segar menggunakan Molabling (mobil laboratorium keliling) untuk mendukung kegiatan tersebut.
Sampel yang diuji berupa sayur mayur yang ditanam oleh ibu-ibu TP PKK Jatimulyo di Teras B2SA dan dijual di gerai B2SA serta bahan makanan yg diolah untuk program PMT (Pemberian Makanan Tambahan) bagi anak-anak stunting di wilayah rawan pangan yg menjadi lokus dari program Pengembangan B2SA.
Dari hasil pengujian 10 jenis bahan pangan diperoleh hasil negatif residu pestisida dan formalin sehingga dapat disimpulkan bahwa pangan yang ditanam dan diolah pada kegiatan tersebut sudah menerapkan cara budidaya dan penanganan yang benar sehingga aman untuk dikonsumsi dan kaidah B2SA benar-benar terpenuhi secara lengkap.