DPKP DIY. Biosaka diambil dari 2 suku kata yaitu bio yang artinya hidup dan saka yang merupakan kependekan dari Selamatkan Alam Kembali Ke Alam, sehingga Biosaka berarti Bahan aktif yang berasal dari mahluk hidup dalam hal ini tanaman guna menyelamatkan alam dengan cara kembali ke alam.
Berkaitan dengan itu, bersamaan dengan Gerakan Tanam Kedelai di Desa Candirejo, Kapanewon Semin, Kabupaten Gunungkidul Menteri Pertanian RI Prof. Syahrul Yasin Limpo didampingi oleh Bupati dan Wakil Bupati Gunungkidul, serta Direktur Jenderal Tanaman Pangan dan Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian Pertanian RI dan Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY melakukan praktek pembuatan Biosaka pada Selasa (6/6).
Biosaka bukanlah pupuk atau pestisida melainkan elisitor yaitu senyawa kimia yang dapat memicu respon fisiologi, morfologi pada tanaman menjadi lebih baik, memberikan sinyal positif bagi membran sel pada akar sehingga lebih energik dan produktif. Biosaka adalah salah satu sistem teknologi terbarukan dalam perkembangan dunia pertanian organik modern yang terbentuk sebagai bioteknologi.
Manfaat dari biosaka antara lain meminimalisir serangan hama dan penyakit, lahan pertanian menjadi subur, tidak menimbulkan kerugian bagi petani dan tanaman, petani dapat membuat secara mandiri (bahan tersedia di alam), dapat digunakan pada seluruh fase tanaman (mulai dari benih hingga panen), dan sebagainya.
Bahan dasar pembuatan dari biosaka pun sangat mudah ditemui di sekitar kita, yaitu rumput-rumputan atau dedaunan yang sehat, sempurna, tidak terkena hama penyakit, daun tidak bolong, tidak berjamur, ujung daun tidak kusam dan warna dari daun yang dipilih rata. Bnyaknya bahan dasar yang diambil adalah satu genggaman tangan. (admin)