Kangkung (Ipomoea spp.) termasuk sayuran daun yang digemari orang karena selain rasanya yang segar juga memiliki kandungan gisi vitamin A, B dan C dan mineral zat besi. Ada dua macam kangkung yaitu kangkung darat (Ipomoea rep-tans) dengan ciri bunga putih bersih, batang putih kehijauan dan daunnya kecil dan sempit. Sedangkan kangkung air (Ipomoea aquatica) dengan ciri warna bunga putih kemerahan, batangnya hijau dan daunnya lebar dan besar.
Penangkaran untuk menghasilkan benih kangkung bersertifikat banyak diminati karena budidaya kangkung dan proses pascapanennya relatif mudah, dengan modal tidak banyak. Untuk memproduksi benih bersertifikat harus melalui serangkai-an pemeriksaan yang dila-kukan pengawas benih tanaman (PBT) dari UPTD BP3MBTP DIY (Balai Pengembangan Perbenihan dan Pengawasan Mutu benih Pertanian DIY). Teknologi budidaya produksi benih sama de-ngan untuk produksi sayuran tetapi dibutuhkan tambahan waktu lebih panjang untuk melengkapi fase generatifnya yaitu berbunga hingga terbentuknya polong yang ma-sak secara fisiologis. Total waktu sampai selesai prosesing benih kira-kira dibutuhkan waktu 5- 6 bulan tergantung sinar matahari waktu pengeringan calon benih
Tahapan administrasi penangkaran benih kangkung bersertifikat
- Penangkar mengajukan tanda daftar sebagai produsen benih bina kepada Bupati /Walikota atau Sertifikat Kompetensi Produsen Benih Bina ke BP3MBTP DIY.
- Mengajukan permohonan pemeriksaan pendahuluan menggunakan form dari BPSB paling lambat 7 hari sebelum tanam, dengan melampirkan fotocopi tanda daftar/sertifikat kompetensi,label benih sumber,peta lokasi penangkaran dan bukti penguasaan lahan penangkaran. PBT akan memverifikasi kelengkapan dokumen, kesesuaian lahan, isolasi jarak dan kebenaran benih sumber. Apabila memenuhi syarat BP3MBTP DIY.
- akan memberikan nomor induk lapangan.
- Mengajukan permohonan pemeriksaan lapangan setiap menjelang fase partum-buhan (vegetatif dan generatif), dengan melampirkan laporan hasil pemeriksaan fase sebelumnya. Pada fase vegetatif (20-25 HST) PBT akan mengamati tipe per-tumbuhan,bentuk dan warna batang dan daun dan campuran varietas lain (CVL). Pada fase generatif dilakukan pengamatan terhadap bentuk dan warna bunga dan biji serta adanya CVL. Hasil pemeriksaan akan diberikan kepada pemohon.
- Apabila hasil pemeriksaan setiap fase belum lulus dapat dilakukan pemeriksaan ulang maksimal satu kali setiap fasenya. Hal yang harus dilakukan oleh produsen adalah melakukan roguing terhadap CVL atau tanaman lain yang tidak dikehen-daki tumbuhnya, karena sangat berpengaruh terhadap mutu benih yang dipanen.
- Mengajukan permohonan pengambilan contoh benih untuk uji mutu dilaboratori-um bagi penangkaran yang dinyatakan lulus pemeriksaan lapangan. Pengambilan contoh benih dilakukan jika prosesing benih sudah selesai, benih sudah dimasuk-kan dalam wadah/ karung yang seragam, ditempatkan teratur digudang dan diberi kartu identitas kelompok benih.
- Sertifikat akan diberikan apabila hasil uji laboratorium memenuhi standar mutu yang ditetapkan yaitu kadar air maksimal 10 %, Kemurnian fisik minimal 99 % dan daya berkecambah minimal 70 %. Sertifikat ini dijadikan dasar untuk cetak label.
Tahapan budidaya benih kangkung
- Siapkan lahan bedengan persemaian dengan larikan sedalam 1-1,5 cm, jarak an-tar larikan 15-20 cm jaran dalam larikan 5 cm. Lahan persemaian harus diguna-kan tanah yang gembur, bersih dari rerumputan dan tanaman lain, kerikil dan bebatuan. Setelah benih ditanam lubang ditutup dengan kompos.
- Siapkan lahan bedengan untuk pertanaman dengan ukuran lebar 100-120 cm, tinggi 30 cm, panjang menyesuaikan lahan, jarak antar bedengan untuk drainase selebar 50 cm. Lahan dibuat gembur, bebas rerumputan, kerikil dan bebatuan serta diberikan pupuk dasar 2 minggu sebelum tanam .
- Bibit semai umur 20-25 hari dipindahkan ke lahan penanaman dengan jarak antar lubang tanam 40 x 40 cm. Tanaman kangkung akan berbunga kira-kira HST. Bunga yang terbentuk dibiarkan sampai terbentuk polong-polong biji.
- Polong yang siap panen atau masak fisiologis kira-kira berumur 3-4 bulan setelah tanam ditandai dengan warna polong yang sudah mulai mengering kecoklatan. Panen polong yang dilakukan secara bertahap mutu benihnya lebih seragam.
- Polong dikeringkan dibawah sinar matahari, sampai kering sehingga biji mudah dikeluarkan dari polongnya. Selanjutnya biji dijemur lagi hingga kadar air mende-kati 9 -10 %. Tahap akhir dilakukan sortasi dan membersihkan dari kotoran benih.
- Cara lain untuk panen adalah dengan memotong keseluruhan batang tanaman, kemudian dikeringkan dibawah sinar matahari dan apabila sudah kering dimasuk-kan kedalam mesin penebah benih sehingga benih akan terlepas dari polongnya dan terpisah dari bagian tanaman lainnya.
Penulis: Puji Yuliani - PBT Madya UPTD BPPPMBTP DIY