Beras merupakan bahan pangan pokok bagi sebagian besar masyarakat di DIY. Meskipun sudah banyak pangan substitusi non beras yang dikenalkan ke masyarakat, namun tingkat konsumsi beras di DIY masih menempati peringkat pertama dibandingkan dengan konsumsi bahan pangan pokok lainnya seperti terlihat pada tabel 1.
Sumber : Bidang Ketahanan Pangan DPKP DIY Tahun 2021.
Mengingat masih tingginya konsumsi beras di DIY, maka perlu didukung dengan kecukupan produksi padi yang cukup untuk memenuhi kebutuhan konsumsi masyarakat DIY. Produksi beras di DIY pada tahun 2020 adalah 653.128 ton (ATAP 2020) dan 670.008 (ASEM 2021) dalam bentuk Gabah Kering Giling (GKG). Jika produksi padi dikonversikan menjadi beras dengan menggunakan angka konversi GKG ke beras, maka perkiraan produksi padi pada tahun 2021 setara dengan 428.939,122 ton beras.
Secara kuantitas, ketersediaan beras di DIY saat ini masih mencukupi untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat DIY. Selain kuantitas perlu juga menjamin mutu dan keamanan pangan beras yang di produksi di DIY, terutama dari segi pencemaran logam berat pada beras. Untuk mengetahui ada atau tidaknya cemaran logam berat pada beras di DIY dilakukan pengujian sampel beras. Batas maksimum cemaran logam berat mengacu pada lampiran Peraturan Menteri Pertanian Nomor 53 Tahun 2018 tentang Keamanan dan Mutu Pangan Segar Asal Tumbuhan. Parameter logam berat yang diuji mengacu pada peraturan tersebut adalah timbal (Pb), dan cadmium (Cd).
Salah satu pencemar di lingkungan adalah timbal. Timbal banyak digunakan untuk berbagai keperluan karena sifat-sifatnya, antara lain timbal mempunyai titik cair yang rendah, mudah dibentuk, dan sifat kimia timbal dapat berfungsi sebagai pelindung jika kontak dengan udara lembab (Faridaz, 1992). Bahkan menurut Saeni (1997) timbal merupakan logam berat berbahaya kedua, setelah merkuri. Sumber timbal (Pb) menurut Mukono (2002) antara lain udara, tanah, air, batuan, tumbuhan dan makanan. Menurutnya kadar timbal (Pb) pada makanan dapat bertambah dalam proses procecing, kandungan timbal (Pb) yang tinggi ditemukan pada beras, gandum, kentang dan lain-lain. Asupan yang diizinkan yaitu 50 mikrogram/kg BB (dewasa) dan 25 mikrogram/kg BB (anak-anak).
Cadmium (Cd) termasuk salah satu jenis logam berat yang berbahaya bagi manusia karena bersifat karsinogen dan dalam jangka waktu lama dapat terakumulasi di hati dan ginjal (Prasad dalam Purbalisa dkk, 2017). Penggunaan pupuk anorganik terutama phosphat yang berlebihan juga dapat meningkatkan kandungan kadmium dalam tanah dan tanaman. Pupuk phosphat ditengarai mengandung Cadmium (Cd) 0,1-170 mg/kg (Setyorini dkk dalam Purbalisa dkk, 2017).
Dari hasil pengujian 10 sampel beras yang diambil di petani produsen dan penggilingan di DIY tidak ada sampel yang terdeteksi mengandung Timbal (Pb), dan diperoleh hasil 2 sampel mengandung residu Cadmium (Cd) dengan rata-rata 0,03 mg/kg sedangkan 8 sampel lainnya tidak terdeteksi adanya kandungan residu cadmium. Residu pada 2 sampel tersebut masih berada di bawah ambang Batas Minimum Residu (BMR) yaitu 0,1 mg/kg.
Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa beras yang diproduksi di DIY masih aman untuk dikonsumsi karena sampel yang diuji tidak terdeteksi adanya residu Timbal (Pb) dan residu Cadmium masih di bawah BMR, namun demikian masih perlu dilakukan pengujian sampel yang lebih banyak sehingga setiap wilayah di DIY dapat terwakilkan.
Salah satu upaya agar beras yang berkualitas dan terjamin keamanan pangannya maka perlu dilakukan pembinaan bagi petani tentang pengolahan pascapanen padi yang baik dan benar dengan menerapkan sistem jaminan mutu dan keamanan pangan di lokasi produksinya.
Penulis : Raden Roro Ika Widhaningtyas, S.P (Pengawas Mutu Hasil Pertanian Ahli Muda DPKP DIY)
Referensi :
Mukono, 2002. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Air Langga University Press. Surabaya.
Fardiaz, Srikandi. 1992.Mikrobiologi Pangan. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. PAU Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor
Saeni. 1997. Penentuan Tingkat Pencemaran Logam Berat Dengan Analisis Rambut. Orasi Ilmiah. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam IPB. Bogor.
Purbalisa W, Mulyadi, Fitra Purnariyanto .2017. Kadar Kadmium dan Hasil Produksi Padi Pada Tanah Tercemar Kadmium Yang Telah Diremediasi. Seminar Nasional Pendidikan Biologi dan Saintek II.Pati