Buah anggur dikenal sebagai salah satu jenis buah yang harganya mahal dengan rasa yang khas. Di Indonesia pengembangan buah ini sangat strategis, sumber bibitnya dan agroklimatnya sangat mendukung, pasarnya juga ada. Paling tidak pengembangan tanaman buah ini, dapat digunakan sebagai subtitusi buah anggur impor. Dibandingkan dengan kawasan sub tropis, Indonesia sebagai negeri tropis sebenarnya punya beberapa keunggulan. Memang produktifitas anggur di kawasan tropis lebih rendah dibanding dengan kawasan sub tropis, namun panen anggur di kawasan tropis bisa sampai tiga kali, dan saat panennya bisa di atur sepanjang tahun.
Di Yogyakarta sendiri beredar berbagai jenis varietas anggur diantaranya adalah Red Globe, Jupiter, Black Panther, Ninel, Red Plain, dan lain sebagainya. Dari berbagai varietas anggur tersebut, rupanya varietas Ninel menjadi jenis yang paling banyak dicari oleh masyarakat di Yogyakarta dan varietas ini yang paling banyak ditanam oleh petani anggur di Kecamatan Jetis dan Kecamatan Bambanglipuro Bantul Yogyakarta. Tak sekadar manis, anggur jenis Ninel ini juga memiliki rasa sedikit asam yang membuatnya segar. Anggur Ninel menjadi salah satu jenis anggur yang dibudidayakan oleh masyarakat pertama kali, walaupun dari tingkat kemanisan sendiri, anggur Ninel masih kalah dengan anggur jenis Dixon dan Count of Mountain Cristo.
Tanaman anggur varietas Ninel sendiri mudah dikembangkan dan tak mengenal musim untuk berbuah. Bahkan, tanaman anggur ini mampu berbuah tiga kali dalam setahun. Anggur jenis Ninel memang bukan berasal dari Indonesia. Kulitnya yang tipis membuat anggur jenis Ninel tidak sulit untuk dimakan langsung bersama dengan kulitnya, sehingga lebih digemari masyarakat. Dengan umur panen anggur 105 hari semenjak pemangkasan daun, masa istirahat selama 20 hari, maka dalam waktu 375 hari bisa panen sebanyak 3 kali. Dengan pengairan yang baik, aplikasi pemupukan organik maupun anorganik yang cukup, pemeliharaan yang baik serta pengendalian hama dan penyakit yang ramah lingkungan, dapat meningkatkan produksi dan kualitas hasil panennya. Dengan demikian, Dengan harga buah anggur dalam negeri yang lebih murah dibanding buah anggur impor, merupakan peluang bagi industri pengolahan buah tersebut untuk menjadi produk sekunder seperti sirup, wine, jam, kismis dll.
Adapun beberapa hama dan penyakit yang ditemukan di tanaman buah anggur di wilayah Kecamatan Jetis dan Bambanglipuro yaitu lalat buah, belalang, kumbang daun (Apogonia sp), dan busuk kering. Untuk serangan hama dan penyakit baik dari jenis OPT (Organisme Pengganggu Tumbuhan) maupun intensitasnya masih sangat rendah. Petani anggur di Kabupaten Bantul cukup intens dalam perawatan tanamannya. Dengan teknik pengendalian yang ramah lingkungan seperti perangkap lalat buah, jaring belalang, pestisida nabati serta pengelolaan lahan yang baik, mereka mempertahankan kualitas produk hasil panennya. Diharapkan pengembangan tanaman buah anggur ini dapat meluas ke wilayah sekitarnya karena memiliki prospek yang bagus.
Referensi :
- Direktorat Perlindungan Tanaman Hortikultura. 2010. Pedoman Pengenalan dan Pengendalian OPT Buah. Jakarta.
- https://bernasnews.com/mengenal-anggur-ninel-jenis-anggur-favorit-di-yogyakarta/#:~:text=Anggur%20Ninel%20menjadi%20salah%20satu,dan%20Count%20of%20Mountain%20Cristo.&text=Tanaman%20anggur%20varietas%20Ninel%20sendiri,tak%20mengenal%20musim%20untuk%20berbuah.
Penyusun : DAA. Pertiwi, POPT Ahli Madya UPTD BPTP DIY