Aren (Arenga pinata Merr.)
Aren termasuk suku Aracaceae (pinang-pinangan), batangnya tidak berduri, tidak bercabang, tinggi dapat mencapai 25 meter dan diameter batang dapat mencapai 0,5 meter. Tangkai daun aren panjangnya dapat mencapai 1,5 meter, helai daun panjangnya dapat mencapai 1,45 meter, lebar 7 cm dan bagian bawah daun ada lilin. Masyarakat pada umumnya sudah sejak lama mengenal pohon aren sebagai pohon yang dapat menghasilkan bahan-bahan untuk industri kerajinan. Hampir sebagian produk tanaman ini dapat dimanfaatkan dan memiliki nilai ekonomis.Bagian-bagian fisik pohon aren yang dimanfaatkan, misalnya akar (untuk obat tradisional), batang (untuk berbagai peralatan dan tepung), ijuk (untuk keperluan bangunan bagian atap), daun (khususnya daun muda untuk pembungkus dan merokok), demikian pula dengan hasil produksinya seperti buah dan nira dapat dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan minuman.
Saat ini tercatat ada empat jenis pohon yang termasuk kelompok aren yaitu : Arenga Pinata (wurmb), Arenga Undulatitolia Bree, Arenga Westerhoutii Grift dan Arenga Ambcang Becc. Diantara jenis tersebut yang sudah dikenal manfaatnya adalah Arenga Pinata, yang dikenal sehari-hari dengan nama aren atau enau.
Tanaman aren hampir mirip pohon kelapa. Perbedaannya, jika pohon kelapa batang pohonnya bersih (pelepah daun yang tua mudah lepas), maka batang pohon aren ini sangat kotor karena batangnya terbalut oleh ijuk, sehingga pelepah daun yang sudah tua sulit diambil atau lepas dari batangnya. Oleh karena itulah, batang pohon aren sering ditumbuhi banyak tanaman jenis paku-pakuan.
Ijuk dihasilkan dari pohon aren yang telah berumur lebih dari 5 tahun sampai dengan tongkol-tongkol bunganya keluar. Pohon yang masih muda produksi ijuknya kecil. Demikian pula pohon yang berbunga kualitas ijuknya kurang baik, karena lempengan-lempengan ijuk yang baru dilepas dari pohon aren masih mengandung lidi-lidi ijuk. Untuk membersihkan serat ijuk dari berbagai kotoran dan ukuran serat ijuk yang besar, digunakan sisir yang terbuat dari logam, sedangkan ijuk yang sudah dibersihkan dapat dipergunakan untuk membuat tambang ijuk, sapu ijuk, atap ijuk dan lain-lain.
Syarat Tumbuh
Tanaman aren tidak membutuhkan kondisi tanah yang khusus, sehingga dapat tumbuh pada tanah-tanah liat, dan berpasir, tetapi aren tidak tahan pada tanah masam (pH tanah yang rendah). Aren dapat tumbuh pada ketinggian 0 – 1.400 meter di atas permukaan laut, pada berbagai agroekosistim dan mempunyai daya adaptasi yang tinggi terhadap lingkungan tumbuhnya. Namun yang paling baik pertumbuhannya pada ketinggian 500 – 700 meter di atas permukaan laut dengan curah hujan lebih dari 1200-3500 mm/ tahun. Kelembaban tanah dan curah hujan yang tinggi berpengaruh dalam pembentukan mahkota daun tanaman aren. Untuk
pertumbuhan dan pem-buahan, tanaman aren membutuhkan suhu 20-250C. Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik di daerah pegunungan, lembah-lembah, dekat aliran sungai dan banyak dijumpai di hutan.
Penyebaran Tanaman Aren
Tanaman aren banyak tumbuh secara liar dipegunungan Menoreh Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta pada daerah aliran sungai. Oleh masyarakat setempat aren diambil produksinya berupa nira sebagai bahan baku gula merah, buahnya diambil sebagai bahan makanan berupa kolang kaling dan sebagian tanaman yang sudah tidak produktif dipotong untuk diambil tepungnya.
Potensi Benih
Di Pedukuhan Nglinggo Barat dan Nglinggo Timur, Desa Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulon Progo terdapat 420 pohon terdiri dari 27 petani pemilik yang tergabung dalam Kelompok Tani Sari Aren.
Lokasi mudah dijangkau oleh kendaraan roda empat, drainase baik, umur tanaman lebih dari 12 tahun, produksi nira 25 liter/pohon/hari, produksi benih 10.000 butir/pohon/tahun dan kondisi tanaman sehat/bebas dari serangan hama dan penyakit.
Buah aren yang digunakan sebagai bahan tanam harus berasal dari Pohon Induk Terpilih (PIT) tidak terserang hama dan penyakit, diameter buah 5 - 6 cm.
Benih aren diambil dari buah yang sudah mencapai matang fisiologis dengan ciri-ciri bagian eksokarp berwarna kuning sampai kuning kecoklatan, mesokarp berwarna kuning kecoklatan dan lunak, endokarp berwarna hitam pekat, endosperm berwarna putih sangat keras dan padat. Buah yang matang fisiologis ini diambil langsung dari mayang yang masih melekat di pohon. Buah aren dapat disimpan/diperam selama 2 minggu pada karung plastik atau karung goni untuk memudahkan pemisahan biji (benih) dari kulit buah.
Ditulis oleh: Supandi, S.P., Pengawas Benih Tanaman pada Balai Pengembangan Perbenihan dan Pengawasan Mutu Benih Tanaman Pertanian (BPPPMBTP), Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan DIY.