Bawang Merah (Allium ascalonicum) merupakan tanaman semusim yang banyak dibudidayakan untuk memenuhi kebutuhan dalam kehidupan sehari-hari, Tanaman bawang merah merupakan tanaman hortikultura yang berumur pendek dan mempunyai nilai komersial yang tinggi, meskipun resikonya juga tinggi. Beberapa tempat di Indonesia, bawang merah dibudidayakan di lahan sawah dan jarang sekali diusahakan di lahan kering/tegalan seperti di Klayar, Kedungpoh, Nglipar, Gunungkidul ini. Secara teknis, bawang merah dapat beradaptasi dengan baik di dataran dengan ketinggian 0 – 1.000 mdpl, dan di lahan irigasi maupun di lahan kering. Karakteristik bawang merah diantaranya adalah ketinggian tempat optimum untuk pertumbuhan dan perkembangannya yaitu di ketinggian 0 – 450 mdpl, membutuhkan penyinaran matahari maksimal (minimum 70%), suhu udara 25-32⁰ C, kelembaban nisbi 50-70%, memerlukan tanah bertekstur remah, drainase yang baik, kandungan bahan organik dalam tanah yang cukup, pH tanah netral (5,6- 6,5), serta peka terhadap curah hujan dan intensitas hujan yang tinggi.
Kelompok Tani Ngudi Makmur Klayar, Kedungpoh, Nglipar Gunungkidul memiliki lahan sebagian besar adalah lahan kering/tegalan dan tadah hujan. Dengan ketinggian tempat 200 m dpl, lokasi tersebut biasanya membudidayakan padi dan palawija dengan pengairan dari Sungai Oya. Pada Musim Kemarau tahun 2021 ini Kelompok Tani Ngudi Makmur membudidayakan bawang merah dibawah bimbingan UPTD BPTP DPKP DIY dalam kegiatan Penerapan Pengendalian Hama Terpadu. Kelompok Tani yang beranggotakan 54 orang dengan beragam usia ini sangat antusias terhadap program-program yang disampaikan dalam proses bimbingan teknis dan penerapannya. Hal ini yang merupakan modal bagi petani untuk maju dan mandiri, karena mau menerima tehnologi dan mampu melakukan perubahan dalam metode budidaya tanamannya.
Penerapan PHT (PPHT) di Kelompok Tani Ngudi Makmur ini bertujuan menjadikan petani ahli PHT sehingga petani dapat mengambil keputusan yang tepat dalam mengendalikan OPT di lahan usahataninya. Petani sebagai ujung tombak perlindungan tanaman diberikan pemahaman secara intensif tentang konsep PHT. Dimana Konsep PHT ini mengedepankan pengelolaan agroekosistem dan teknologi pengendalian OPT yang berbasis sumberdaya alam yang ramah lingkungan, diantaranya penggunaan agens pengendali hayati, pestisida nabati, dan teknologi pengendalian spesifik lokasi.
Pertemuan rutin dilakukan sebanyak 10 kali, dimulai dari pertemuan persiapan hingga rencana tindak lanjut dan field day. Adapun materi disetiap pertemuan berupa pengamatan agroekosistem, analisis agroekosistem, diskusi dan pengambilan keputusan penerapan PHT, topik khusus disesuaikan kebutuhan pada setiap pertemuan, dinamika kelompok serta praktek budidaya hortikultura yang baik dan penerapan PHT. Materi Topik Khusus yang diberikan dalam setiap pertemuan berupa pengenalan OPT dan Musuh Alami, pembuatan kompos, pembuatan PGPR, MOL, Trichoderma sp, teknik aplikasi APH, metode sampling pengamatan OPT, dan pengendalian OPT dengan cara PHT.
Kelompok Tani Ngudi Makmur ini, cukup bersemangat dalam menerima dan menerapkan cara-cara budidaya yang baik dan benar serta pengendalian OPT yang berbasis ramah lingkungan. Mereka terus mencoba mengembangkan beberapa agens pengendali hayati dan perangkap likat kuning untuk mengendalikan OPT. Pemahaman pengelolaan agroekosistem semakin meningkat dan semakin termotivasi untuk menghasilkan produk yang aman konsumsi.
Keberhasilan kelompok tani dalam pengelolaan agroekosistem ini tampak dari rendahnya OPT yang ada dan rendahnya intensitas serangannya. OPT yang ditemukan dilahan yaitu moler, alternaria porii dan ulat bawang dengan intensitas serangan ringan dan metode pengendalian yang dilakukannya berbasis alami.
Dengan penggunaan pupuk organik dan pengolahan tanah sempurna serta pupuk kimia dengan dosis yang sangat rendah, kelompok tani Ngudi Mamur dapat menghasilkan panen rata-rata ubinan 2,5 x 2,5 m sebesar 20,2 kg, dengan hasil uji residu pestisida kimia sintetik masih berada dibawah BMR.
Besar harapan dari petani dan petugas, bahwa hal ini dapat berlangsung secara terus menerus dan berkelanjutan, untuk memotivasi masyarakat tani di sekitarnya agar tergerak untuk mengikuti keberhasilan Kelompok Tani Ngudi Makmur ini dalam membudidayakan tanaman bawang merahnya yang berproduksi bagus, aman konsumsi dan dapat menjaga lingkungan pertanamannya lestari jauh dari cemaran kimia sintetik.
Penyusun : DAA. Pertiwi, POPT Ahli Madya BPTP DIY