Setiap varietas memiliki spesifikasi sendiri-sendiri dalam hal habitat tempat ia tumbuh, artinya suatu varietas unggul disuatu daerah belum tentu dapat menunjukkan performa keunggulannya apabila ditanam di daerah lain yang tidak memilik spesifikasi tempat tumbuh seperti yang di persyaratkan dalam deskripsi dari varietas tersebut. Oleh karena itu menjadi satu hal yang penting dalam usaha pertanian adalah pemilihan varietas sesuai dengan lokasi dan tempat dimana varietas tersebut akan dikembangkan.
Sampai saat ini telah cukup banyak varietas unggul barui yang telah dilepas oleh pemerintah dalam upaya untuk memberikan banyak pilihan kepada para petani pengguna benih dalam usaha pertaniannya, sehingga petani akan dengan mudah menentukan varietas mana yang akan dikembangkan sesuai dengan keinginannya. Bahkan pemerintah juga sudah membuat varietas yang spesifik dengan lokasi tempat tumbuhnya, seperti vaietas Inpari mulai dari Inpari 1 sampai dengan Impari 48 yang sesuai untuk lahan irigasi, kemudian varietas Inpara, yaitu varietas padi yang tumbuh subur di lahan rawa, Inpago, yaitu varietas padi yang ccock untuk lahan gogo, dan bahkan juga sudah ada padi-padi hibrida seperti Mapan, Hipa dan lain.lain.
Permasalahahn yang timbul sekarang bukan terletak pada varietas yang sudah ada, tetapi kurangnya sosialisasi tentang adanya benih-benih unggul yang telah dilepas oleh pemerintah melalui dembul, demplot atau kegiatan yang lain, yang secara nyata akan memberikan gambaran kepada petani pengguna benih tentang keunggulan dari varietas tersebut, sehingga petani tertarik untuk menggunakan varietas unggul tersebut tidak melulu dengan varietas yang itu-itu saja sejak jaman nenek moyang mereka.
Kondisi ini akan mempengaruhi pola tanam yang terjadi pada suatu wilayah dimana varietas yang dikembangkan tidak pernah ganti, hal ini dapat berdampak pada eksplosi hama yang tidak terkendali, oleh karena itu perlu adanya gerakan pergiliran tanam dengan komoditas lain maupun dengan varietas lain dalam upaya untuk memutus siklus hama dan penyakit.
Pergiliran varietas maupun komoditas dilaksanakan dalam upaya untuk konservasi lahan karena varietas atau komoditas yang telah lama berkembang di suatu wilayah secara terus menerus akan menyebabkan terkonsentrasinya hama dan penyakit yang akan menyulitkan dalam pengendaliannya, disamping itu lahan yang hanya ditanami satu varietas atau satu komoditas secara terus menerus akan menyebabkan kejenuhan lahan, sehingga lahan menjadi kurang subur dan cenderung rusak. Sedangkan Pemilihan varietas berkenaan dengan jenis varietas yang akan dikembangkan pada suatu wilayah yang sesuai dengan agroklimatnya. Dua hal ini dirasa sangat penting dipandang dari sudut konservasi lahan dan pemutusan mata rantai hama dan penyakit.
Ada beberapa kriteria sebagai dasar dalam pemilihan varietas yaitu antara lain:
- Ekosistem, yaitu sawah irigasi, tadah hujan, gogo monokultur/tumpangsari, rawa lebak/pasang surut.
- Ketinggian tempat, yaitu rendah, sedang tinggi
- Hama dan penyakit endemik, wereng coklat, bakteri, hawar daun, blast dan tungro
- Selera pasar, berkaitan dengan rasa nasi, pulen, pero, berass merah, hitam, ketan hitam, ketan merahm, dan beras aromatik.
Keempat kriteria tersebut sangat menentukan dalam pemilihan varietas yang akan dikembangkan karena setiap varietas memiliki syarat tumbuh yang berbeda-beda untuk mencapai poertumbuhan yang optimal.
Selain itu ada juga cara yang dapat digunakan sebagai dasar pemilihan varietas yaitu berdasarkan umur panen dari varietas tersebut. Kebanyakan petani akan lebih memilih padi denganumur genjah dibandingkanb dengan varietas padi yang berumur dalam, karena hal ini berkaitan dengan efisiensi waktu dalam pemelihartaan tanaman, artinya tanaman yang lebih pendek umurnya akan lebih cepat mendatangkan keuntungan dibandingkan dengan varietas yang berumur panjang, sehingga petani lebih cepat mendapatkan keuntungan.
Beberapa padi dengan umur genjah dapat dilihat pada tabel berikut:
Varietas |
Umur (hari) |
Potensi hasil (t/ha) |
Rata-rata hasil (t/ha) |
Inpari 12 |
99 |
8.0 |
6.2 |
Inpari 13 |
99 |
8.0 |
6.6 |
Inpari 18 |
102 |
9.5 |
6.7 |
Inpari 19 |
104 |
9.5 |
6.7 |
Inpari 20 |
104 |
8.8 |
6.4 |
Dengan berdasarkan data diatas maka petani akan dengan mudah memilih varietas mana yang akan dikembangkan, tentu saja juga mempertimbangkan dimana varietas tersebut akan dikembangkan.
Demikianlah peran penting dari pemilihan varietas dalam usaha pertanian yang pada akhirnya nanti akan memberikan dampak yang sangat baik terhadap perkembangan pertanian secara keseluruhan.
Penulis : Ekawahyuaryana, SP PBT Madya UPTD BPPPMBTP DIY