Padi merupakan jenis tanaman pangan yang mempunyai peran penting sebagai tanaman pangan dunia. Pada umumnya, tanaman padi ditanam di sawah. Akan tetapi saat ini sudah ada terobosan baru dalam menanam padi, yakni menanam padi di polybag atau pot. Menanam padi dengan memanfaatkan pot atau polybag mempunyai banyak keuntungan, salah satunya yaitu dapat menanam padi dengan tidak mengenal musim dan memudahkan dalam perawatan. Menanam padi di polybag atau pot dapat menggunakan metode System of Rice Intensification (SRI). Metode ini cukup mudah untuk pemula. Penanaman metode SRI adalah teknik budidaya tanaman padi yang mampu meningkatkan produktivitas padi dengan cara mengubah pengelolaan tanaman, tanah, air dan unsur hara. Metode ini terbukti meningkatkan produktivitas padi sebesar 50 persen bahkan dibeberapa tempat mencapai lebih dari 100 persen.
Metode System of Rice Intensification (SRI) memiliki tiga intesifikasi penanaman yaitu penghematan dalam penggunaan pupuk, hemat penggunaan air, dan hemat penggunaan bibit. Hal paling mendasar dalam budidaya SRI adalah menerapkan irigasi intermitten artinya siklus basah kering bergantung pada kondisi lahan, tipe tanah dan ketersediaan air.
Berikut teknik budidaya padi metode SRI:
1. Persiapan Benih
Benih sebelum disemai diuji dalam larutan air garam. Larutan air garam yang cukup untuk menguji benih adalah larutan yang apabila dimasukkan telur, maka telur akan terapung. Benih yang baik adalah benih yang tenggelam dalam larutan tersebut. Benih yang telah di uji direndam dalam air biasa selama 24 jam kemudian ditiriskan dan diperam 2 hari, lalu disemaikan pada media tanah dan pupuk organik dengan perbandingan 1:1 dalam wadah segi empat selama 7 hari. Setelah umur 7-10 hari benih padi sudah siap tanam.
2. Pengolahan Tanah
Pengolahan dilakukan dua minggu sebelum tanam. Pengolahan tanah dilakukan sampai terbentuk struktur lumpur. Permukaan tanah diratakan untuk mempermudah mengontrol dan mengendalikan air.
3. Perlakuan Pemupukan
Pemberian pupuk ini bertujuan untuk perbaikan kesehatan tanah dan penambahan unsur hara yang berkurang. Kebutuhan pupuk organik pertama setelah menggunakan sistem konvensional adalah 10 ton/ha dan dapat diberikan sampai 2 musim tanam. Setelah kelihatan kondisi tanah membaik maka pupuk organik bisa berkurang disesuaikan dengan kebutuhan. Pemberian pupuk organik dilakukan pada tahap pengolahan tanah kedua agar pupuk bisa menyatu dengan tanah.
4. Penanaman
Benih yang telah disemai lebih kurang berumur 7-10 hari dipindahkan ke lahan yang telah dilakukan pengolahan tanah, dengan jumlah bibit satu batang per lubang tanam, dengan jarak tanam agak lebar yaitu 30 x 40 cm.
5. Pemeliharaan
Sistem tanam metode SRI tidak membutuhkan genangan air yang terus menerus, cukup dengan kondisi tanah yang basah. Untuk mencegah hama dan penyakit tidak digunakan bahan kimia, tetapi dilakukan pencegahan dan apabila terjadi gangguan hama/penyakit digunakan pestisida nabati dan agen hayati seperti Trichoderma atau digunakan pengendalian secara fisik dan mekanik.
Keunggulan dari menanam padi di pot atau polybag ini dibandingkan dengan sawah biasa adalah bisa dipanen 4 kali setahun tanpa jeda pertanaman. Tidak membutuhkan perawatan antar panen misalnya mengolah lahan dan lainnya. Tidak perlu ada irigasi, dan kerumitan penyemaian. Produktivitas pun lebih tinggi karena tidak ada saling bersaing nutrisi antar tanaman. Varietasnya padi tahan atau toleran kekeringan. Apabila khawatir hama burung yang bisa sering hinggap, bisa menggunakan paranet sehingga masih tetap mendapatkan sinar matahari langsung.
Dalam satu pot atau polybag menjadi 1 rumpun dan menghasilkan rata-rata 115-150 gram padi. Apabila di rumah sangat sederhana ukuran 60 meter persegi dan dibudidayakan di balkon atau di halaman rumah, maka bisa membutuhkan 16 polybag ukuran 25 cm. Sehingga, dalam satu tahun untuk 60 meter persegi bisa menghasilkan beras 360 kg setahun dengan indeks pertanaman 4 kali. Hal tersebut dapat mencukupi untuk pangan pokok 1 keluarga (ayah ibu 2 anak) selama 1 tahun. Dengan sawah Portabel ini, budidaya padi bisa dilakukan di halaman, pekarangan rumah, rak bertingkat bahkan atap (roof garden). Inovasi menanam padi di dalam pot atau polybag yang bisa disebut sebagai Sawah Portabel ini memungkinkan setiap orang mempunyai sawah pribadi. Diharapkan nantinya pada rumah tipe 21 pun bisa memenuhi kebutuhan pangan pokoknya sendiri.
Hasil pertanamannya pun bisa digiling sendiri di rumah dengan mesin penggiling padi manual. Sehingga keluarga bisa memenuhi sendiri kebutuhan pangan mereka. Hasil beras pecah kulit (whole grain), lebih sehat dan segar karena masih kaya kandungan gizi. Sawah portabel ini juga bisa dilakukan oleh siapa saja, baik di masyarakat perkotaan maupun lapisan masyarakat yang sekedar hobi berkebun.
(Ditulis Oleh: Resti Sri Andriani, S.P.)
Sumber foto : Kabartani.com
Sumber :
Hardianti, Jamal. 2019. Metode Menanam Padi dalam Polybag Sistem Sri Organik. https://www.alagraph.com/berita/detail/metode-tanam-padi-dalam-polybag-sistem-sri-organik
Tabloid Sinar Tani No. 13124 Tahun 2020