Sutardi adalah seorang pemuda asli Kabupaten Bantul kelahiran tahun 1985 merupakan salah satu pemuda yang menggeluti bidang peternakan ayam dan penghasil anak ayam/DOC.Pada awalnya pemuda ini mengembangkan peternakan ayam petelur di wilayahnya RT 04 Beji Kulon kelurahan Sendangsari Kecamatan Pajangan Kab.Bantul, dimana wilayah tersebut telah lama dikembangkan masyarakat sebagai sentra peternakan ayam petelur.
Dari hasil pengalaman dan pengamatannya, ternyata beternak ayam petelur sangat tinggi resikonya dan juga pendapatan peternak sangat minim. Hal ini disebabkan harga pakan dan sarana produksi yang lain selalu mengalami kenaikan sedangkan hargaproduksi relative tetap bahkan sering juga mengalami penurunan.
Kondisi itulah yang merubah pola pikir pemuda Sutardi tersebut untuk mengubah dari pola peternakan ayam petelur menjadi produksi anak ayam /DOC.
Berbekal dari tekad dan pendidikan non formal khususnya pelatihan iseminasi ayam dari Dinas Pertanian Pangan Perikanan dan Kelautan Kabupaten Bantul, maka usaha peternakan menghasilkan DOC mulai ditekuni. Dari usaha ayam petelur dan pengadaan ayam pejantan jenis bangkok/turunan, dicoba untuk melaksanakan iseminasi buatan.
Dari hasil iseminasi buatan pada tahap awal mencapai 75 % telur yang dihasilkan adalah fertile/siap di tetaskan. Namun dengan ketelitian dan kesabarannya sekarang mampu menghasilkan 95-100 % telur fertile/siap ditetaskan.
Untuk menyiapkan telur yang siap ditetaskan Sutardi menggunakan induk ayam petelur dan pejantan dari ayam Bangkok dan keturunannya. Adapun kebutuhan pejantan dalam iseminasi buatan ini cukup 3 % dari jumlah induk betina sedangkan dengan carakonvensional jumlah induk jantan sebanyak 30 % dari induk betina.
Dengan modal mesin tetas yang cukup canggih Sutardi telah mampu memproduksi 3000-4000 ekor DOC tiap minggu atau 12.000-16.000 ekor DOC. Harga DOC untuk reseller Rp. 4.600,- dan Rp. 5.000,-/ekor untuk konsumen langsung, sehingga dari penjualan DOC mampu menghasilkan omzet lebih Rp. 50.000.000,- /bulan. Apabila dibandingkan produksi telur konsumsi hanya mampu menghasilkan omzet kurang dari Rp. 15.000.000,-/bulan dengan asumsi 1 kg berisi 16 butir dan harga telur Rp. 19.000,-/kg.
Hasil produksi DOC untuk sementara masih dijual di luar DIY, dan kemungkinan besar akan berorientasi penjualan dalam DIY apabila secara pasar dan ekonomi menguntungkan.
Penulis : Sarija, SP (Penyuluh Pertanian Madya, UPTD BPSDMP DPKP DIY)