Tikus adalah salah satu hama tanaman pertanian yang sering merugikan. Hama tikus tidak memilih-milih jenis tanaman. Tikus bisa menimbulkan kerugian karena perkembangan populasinya yang sangat cepat. Sudah sering tikus menimbulkan gagal panen karena serangannya yang sangat ganas terhadap tanaman pangan.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk memberantas tikus. Berdasarkan pengalaman, tikus hanya bisa ditekan populasinya jika masyarakat, utamanya petani, melakukan gerakan pengendalian secara serentak dan terorganisir. Namun demikian, kadangkala, gerakan pengendalian serentak dan terorganisir terkendala oleh kondisi geografi atau kondisi demografi. Pada wilayah-wilayah di mana jumlah petaninya sedikit, atau lahannya terlalu luas, pengendalian serentak dan terorganisir sering tidak bisa berjalan dengan efektif. Apalagi jika lahan pertanian tersebut di wilayah geografi yang menyulitkan untuk aksi pengendalian; misalnya di daerah dekat hutan atau dekat padang. Pengendalian dengan cara gropyokan, yang biasanya efektif digunakan di persawahan, tidak akan berhasil karena tikus mempunyai banyak tempat untuk melarikan diri dan bersembunyi.
Untuk mengatasi hama tikus salah satunya dengan menggunakan burung hantu (Tyto Alba). Burung hantu (Tyto alba) merupakan salah satu predator yang potensial karena spesies ini memiliki kelebihan dibandingkan dengan spesies lain yaitu ukuran tubuh yang relatif lebih besar, memiliki kemampuan membunuh dan memangsa tikus cukup baik, mudah beradaptasi dengan lingkungan baru dan cepat berkembang biak. Pemanfaatan burung hantu (Tyto Alba) sebagai predator tikus merupakan salah satu model pengendalian hama secara hayati yang mengikuti prinsip pengendalian hama terpadu. Burung hantu (Tyto Alba) saat ini semakin popular dikalangan petani karena terbukti efektif dalam memberantas hama tikus yang sering mengganggu tanaman padi dan jagung.
Klasifikasi Burung Hantu Barn Owl (Tyto alba) menurut Bachynski dan Harris (2002)
Phylum : Chordata
Sub-phylum : Vertebrata
Class : Aves
Ordo : Strigiformes
Family : Strigidae
Genus : Tyto; terdiri dari 10 spesies
Tyto alba (Barn Owl) terdiri dari 35 sub spesies
KARAKTERISTIK BURUNG HANTU– TYTO ALBA
Burung Hantu Tyto Alba mampu mendeteksi mangsa dari jarak jauh. Burung ini pun mampu terbang cepat dengan sunyi sehingga mangsanya bisa saja tidak tahu apa yang menerkamnya. Tetapi burung ini tidak berbahaya bagi manusia.
Kemampuannya untuk mendeteksi mangsa dari jarak jauh dan kemampuannya menyergap dengan cepat tanpa suara serta sifatnya sebagai hewan nocturnal (mencari makan di malam hari) membuatnya menjadi predator ideal untuk tikus-tikus.
Tyto alba hanya memanfaatkan sarang yang telah ada tanpa ada usaha untuk membangun sarang. Mereka bersarang di lubang pohon, celah batuan, bekas sarang burung lain, gua, bangunan tua, dan konstruksi buatan manusia. Ada beberapa karakter yang menentukan keberadaan sarang, seperti: ketersediaan tempat untuk bersarang, jarak antar teritori, kawasan untuk berburu, dan populasi mangsa. Dengan demikian sarang-sarang buatan dibutuhkan karena Burung Hantu tidak membuat sarangnya sendiri.
(Ditulis Oleh: Utik Apriyani Dwi Rahayu)
Sumber Gambar: tatkala.co
Daftar Pustaka
Simatupar,B.2016. Pemanfaatan Burung Hantu (Tyto Alba) Sebagai Predator Tikus. http://www.bptpjambi. Info diakses 7 Oktober 2020
Pemanfaatan Tyto Alba Sebagai Predator Alami Tikus. mediapelangi.com Info Diakses 7 Oktober 2020